25 April 2009

CARA GURU MENGATASI MASALAH SISWA DALAM PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Mengajar bagi guru memang bukan pekerjaan mudah,bahkan bisa dikatakan rumit, karena bukan saja guru harus tahu banyak tentang bahan pelajaran dan menguasainya,tetapi juga harus faham tentang murid-muridnya dan proses belajar mengajar di kelas, yang meliputi mendesain bahan pelajaran, memberikan tugas, menilai proses dan hasil belajar siswa dan sekaligus menegakan disiplin dan melakukan kegiatan

Bimbingan dan konseling bagi murid-muridnya.Menurut Supratman Zakir (2007) dalam http://supratman zakir.blokspot.com. Mengajar ialah melatih ketrampilan, menyampaikan pengetahuan, membentuk sikap dan memindahkan nilai-nilai.Oleh karena itu bisa dikatakan mengajar adalah membuat perubahan pada diri siswa,yang menyangkut pada pengetahuannya dan kepribadiannya,sehingga guru dikatakan berhasil dalam pembelajarannya apabila guru tersebut mampu mentranfer pengetahuannya dan mampu merubah prilaku siswa dari yang kurang baik menjadi baik.

Setiap anak memiliki kemampuan atau kelebihan yang berbeda-beda, begitu pula dengan kekurangan atau ketidak mampuannya. Dari berbagai kekurangan atau ketidak mampuan yang menjadi masalah bagi siswa salah satunya adalah siswa tidak mampu mengikuti pelajaran dengan baik,atau nilainya selalu rendah.Hal itu merupakan masalah bagi siswa dan tugas guru untuk dapat membantu menyelesaikannya.
Dengan demikian kita sebagai pendidik dan pembimbing sekaligus orang tua mereka, harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada anak didik kita .Dan sudahkah kita menjadi guru yang baik seperti yang diharapkan oleh siswa .

I.2. RUMUSAN MASALH

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana guru dalam mengatasi siswa yang bermasalah.

I.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

a. Tujuan penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :

- Untuk mengetahui masalah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

- Untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru pada saat proses membimbing siswa.

b. Manfaat penulisan

- Memberikan gambaran tentang masalah yang dihadapi guru dan cara membimbing atau mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

- Suatu motifasi untuk melaksanakan observasi atau penulisan yang berhubungan dengan permasalahan anak / siswa.

II.PEMBAHASAN

II.1. MENGAJAR

Mengajar dikatakan efektif apabila dalam prosesnya meliputi tiga langkah, yaitu langkah sebelum mengajar,langkah pelaksanaan mengajar dan langkah sesudah mengajar.Langkah sebelum mengajar meliputi membuat perangkat,menentukan tujuan pembelajaran,menentukan model pembelajaran.Langkah pelaksanaan mengajar,langkah ini berupa pelaksanaan model pembelajaran dan penerapan setrategi yang telah dirancang

Untuk membawa murid mencapai tujuan.Langkah sesudah mengajar, langkah ini berupa pengukuran dan penilaian hasil mengajar sehubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh guru.Dari proses penilaian inilah kegiatan guru dapat dilihat efektif atau tidak proses pengajaran yang diberikan oleh guru,dan berhasil tidaknya siswa dalam mengikuti pengajaran.

II.2.ANAK BERMASALAH DAN TANDA TANDANYA

a.Ketegori anak yang bermasalah.

Seorang murid dikatakan sebagai anak yang bermasalah apabila ia menunjukan gejala penyimpangan prilaku yang lazim di lakukan oleh anak-anak pada umumnya. Prilaku ada yang sederhana ada yang ekstrem.Penyimpangan prilaku yang sederhana misalnya malas belajar,mengantuk, terlambat datang.Sedangkan prilaku yang ekstrem adalah sering membolos, memeras teman,tidak sopan,melawan guru.

b. Mengenal tanda tanda murid yang bermasalah.

Beberapa gejala pertanda adanya masalah atau adanya kesulitan belajar pada murid menurut Sri Esti Wuryani (1989) secara umum yaitu:

  1. Menunjukan prestasi yang rendah.
  2. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yanh dilakukan.
  3. Lambat dalam melaksanakan tugas-tugas belajar.
  4. Melakukan sikap yang kurang wajar seperti cuek,acuh tak acuh,dusta,suka berpura-pura.
  5. Menunjukan tingkah laku yang berlainan,missal mudah tersinggung,pemarah,murung,cemberut,kurang gembira,dll.

II.3.CARA GURU MENGHAPI SISWA YANG BERMASALAH.

  1. Guru yang bersikap kasar danAntagonis.

Guru dalam menghadapi siswa yang mengalami kesulitan belajar sering menggunakan cara kekerasan,bahkan dengan emosi dan antagonis, dengan alasan penegkan disiplin.

Dalam Teori Antagonistik disebutkan konflik tak mungkuin dapat terdamaikan,karena biang konflik berasal dari seseorang yang menuruti perasaan dan hawa nafsu serta mengutamakan kekuasaan dan penguasaan seseorang terhadap orang lain. Jadi seseorang yang bersikap dan memakai cara antagonistik, maka yang bersangkutan selalu bertindak kasar dalam menyelesaikan suatu masalah.Oleh kerena itu apabila guru pengajarannya atau dalam menghadapi siswa yang bermasalah dengan menggunakan sikap yang mencerminkan antagonistic, maka guru selamanya tidak mungkin dapat menyelesaikan masalah masalah anak didiknya dengan baik, bahkan jika seorang guru yang tidak menyadari bahwa yang dilakukan itu kurang benar,maka nantinya akan mengarah pada tindak kekerasan guru terhadap siswa,dan dapat digolongkan dengan pelanggaran . Dampak yang akan muncul dari kekerasan akan melahirkan pesimisme dan apatisme dalam sebuah generasi. Selain itu terjadi proses ketakutan dalam diri anak untuk menciptakan ide-ide yang inovatif dan kreatif. Kepincangan psikologis ini dapat dilihat pada anak-anak sekolah saat ini yang cenderung pasif dan takut berbicara dimuka kelas,pendiam dan mbolos ketika guru galak dan bengis dalam mengajarnya.

b.Guru yang bijak dan melaksanakan peranannya sebagai guru. Tolok ukur keberhasilan seorang guru dapat ditentukan berdasarkan sikap dan perilaku anak-anak didiknya. Sebagai pendidik, seorang guru akan merasa berhasil apabila anak-anak didiknya mau bekerjasama dalam proses belajar mengajar. Makna kerjasama

adalah bersama-sama melakukan tugas dalam rangka proses pembelajarannya untuk mencapai tujuan.Disamping guru harus mahir mengelola kelas seperti diatas, guru juga harus mengerti betul dengan tugas dan peranannya dalam proses pembelajaran, seperti disebutkan oleh Supratman dalam www Edukasi.com.(2007) yaitu peranan guru adalah;

  1. sebagai pembuat keputusan, 2. sebagai motivator, 3. sebagai menejer, 4. sebagai pemimpin, 5. sebagai konselor, 6. sebagai insinyur / perekayasa, 7. sebagai model. Hal itu menunjukkan bahwa menjadi seorang guru merupakan suatu tugas dan peranannya bisa dibilang agak berat. Sebenarnya, jika kita anggap tugas itu berat, maka beratlah ia. Jika kita terima ia sebagai satu cabaran dengan cara yang positif,menyenangkan dan ihklas, maka mudahlah ia.Jadi apabila kita sebagai guru dalam menghadapi siswa melaksanakan peranannya sebagai guru seperti disebut diatas, mudah-mudahan dalam proses pembelajaran akan mendapat hasil yang optimal.

III. PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Guru dalam melaksanakan pengajaran dan menghadapi siswa yang bermasalah dengan menerapkan disiplin dan melaksanakan peranannya sebagai guru yaitu ; 1. seabagai pembuat keputusan, 2. sebagai motivator, 3. sebagai menejer. 4. sebagai pemimpin 5. sebagai konselor. 6. sebagai insinyur/ perekayasa, 7. sebagai model.

III.2. SARAN

Guru dalam melaksanakan pengajarannya hendaknya tidak lepas dari bimbingan dan konseling.